Namo Tassa Bhagavato Arahato
Sammāsambuddhassa
“Bahusaccanca sippanca Vinayo ca
susikkhito Subhasita caya vaca Etammangalamuttamam“
“Ia yang memiliki pengetahuan dan ketrampialan,
terlatih baik dalam tata susila, ramah tamah dalam ucapan, itulah berkah utama”
(Mangala Sutta-Syair IV)
Hidup akan semakin seimbang,
lebih indah dan bermakna bila dalam proses perjalanannya sesuai dengan
nilai-nilai kebenaran, bukan pada pembenaran. Bila pola hidup sehat sangat
dianjurkan untuk kehidupan, maka demikian halnya pola hidup yang bereligius
sangat lebih dianjurkan oleh para bijaksana. Tips sederhana yang dianjurkan
oleh Buddha yang telah beliau temukan 26 abad yang silam saat dalam pengasingan,
Buddha menemukan resep obat yang sangat luar biasa didunia. Agar hidup menjadi lebih
seimbang seseorang harus mampu dengan baik mengarahkan dan mengendalikan Pola
berpikirnya (Mano Succarita) mengawasi
pikiran yang sukar dikendalikan adalah baik, pikiran yang telah dijinakkan akan
membawa kebahagiaan; Dpd.Citta Vagga III-35, cara berucapnya (Vaci
Succarita) bagaikan sekuntum
bunga yang berwarna indah dan berbau harum, demikian halnya kata-kata yang
bijaksana yang diucapkan seseorang yang melaksanakannya; Dpd. Puppha Vagga
IV-52. dan cara bertindaknya (Kaya Succarita) seseorang yang telah menakhlukkan dirinya
sendiri sesungguhnya ialah yang terbaik daripada menakhlukkan makhluk lain; ia
yang telah menakhlukkan dirinya sendiri maka ia akan mudah untuk mengendalikan
diri; Dpd. Sahassa Vagga VIII-104. Sebab tiga hal inilah yang akan
mempengaruhi hidup seseorang semakin
lebih berwarna.
Kita merupakan salah
satu bagian dari makhluk sosial, yang mana kita akan selalu tetap berinteraksi
dan berkomunikasi dilingkungan kita berada, sehingga tiga hal diatas menentukan
proses kelancaran dalam memposisikan diri ditengah-tengah lingkungan tersebut. Orang-orang
yang ada disekeliling kita akan jauh semakin lebih menghormati, menghargai, bersimpati
dan peduli terhadap diri kita, apabila sikap dan perbuatan yang kita lakukan
sudah selaras dengan baik. Janganlah hanya karena ego diri yang berambisi untuk
kepentingan dan kepuasan hati, lantas kita melukai dan menyakiti orang lain,
mengorbankan kebahagian orang lain demi tercapainya kebahagian sendiri. Tindakan yang demikian hanya akan memicu
munculnya permasalahan didalam hidup semakin lebih berkepanjangan; hanya akan menambah dan memperbanyak musuh
dimana-mana, hanya akan menambah benih kebencian dan dendam, hanya akan
menjauhkan dan mengisolasi diri dari pergaulan, hanya akan menambah kekotoran
batin pada diri sendiri, dan hanya akan menjauhkan diri dari ketenangan, kedamaian
dan kebagagiaan.
Ingatlah bahwa yang
menginginkan kebahagiaan bukan hanya diri kita saja, tetapi setiap makhluk yang
terlahir didunia ini mempunyai keinginan yang sama, yaitu keinginan memperoleh
kebahagiaan. Karena pada dasarnya hal itu sudah menjadi bagian dari kebutuhan dasar
didunia yang penuh ketidak puasan. Buddha sendiri telah menjelaskan bahwa,
keingin tersebut tidak akan pernah berakhir dan akan selalu tetap terjadi
didunia, selagi ia belum mampu menembus perealisasian Nibbana; terbebas dari
nafsu indria dan kegelapan batin. Menurut Buddha yang diuraikan di Dhamma Vibhaga Sutta; Manusia selalu
mengharapkan kebahagiaan daripada penderitaan, manusia selalu mengharapkan
pujian dari pada celaan dan manusia selalu mengharapkan keberuntungan,
kesuksesan daripada kebuntungan dan kehancuran.
Untuk itu alangkah
sangat bijaksananya diri kita, jika kita bersama-sama untuk saling
menyelaraskan hidup untuk dapat lebih baik lagi. Karena hidup yang luhur akan
dapat memberikan keindahan, kenyamanan, ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan.
Bahagia didunia sekarang maupun didunia selanjutnya, setiap perbuatan dan usaha
yang didasari kesadaran baik akan menghantarkan kepada hasil yang baik pula.
Jangan pernah berhenti dan ragu jika berbuat baik; baik didalam berpikir,
berucap dan bertindak.
Sabbe
Satta Bhavantu Sukhitatta,
Sadhu…Sadhu…Sadhu…
Dikutip dari:
http://analisadaily.com/news/read/selaraskan-hidup/35468/2014/06/05