Oleh: Bhikkhu Aggacitto.
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Hendaknya seseorang seperti Batu Karang yang tak tergoyahkan oleh
badai ombak yang menerjang, demikian juga sebaliknya, seseorang
hendaknya tetap tegar dan tenang Didalam mengahadapi fenomena yang
terjadi dalam kehidupan.
“Pandita Vagga; Bab VI syair 81”
"SEKALI LAYAR BERKEMBANG SURUT BAGI KITA UNTUK BERPANTANG"
Setiap manusia yang hidup perlu memiliki komitmen dalam menentukan
sikap, karena hal itu adalah salah satu bagian modal penting dalam
mencapai kehidupan yang seimbang. Setiap orang berhak menentukan pilihan
hidup masing-masing, segala sesuatu didunia ini tidak ada yang mengatur
atau menentukan semua baik buruknya yang berkaitan dalam kehidupan
kita. Ketika pilihan telah diputuskan maka janganlah pernah sedikitpun
menyesaliNya meskipun pilihan tersebut pada akhirNya belum tentu sesuai
dengan harapan yang kita inginkan, melainkan syukurilah karena saat ini
kita sudah berani mencoba untuk memutuskan pilihan terbaik dalam hidup.
Jadilah seorang arsitek terbaik untuk membangun kehidupan saat ini,
janganlah terjerat atas semua yang telah lewat, hiduplah saat ini dan
janganlah pernah memikirkan sesuatu yang belum terjadi.
Jangan pernah kuwatir atau takut sebelum semuanya dicoba, kesalahan
dan kegagalan didalam hidup bukanlah sesuatu yang perlu disesalkan,
sebab itu sudah bagian dari hukum alam yang tidak akan terlepaskan dalam
hidup. Pepatah lama menyebutkan, “Tak ada Gading yang tak akan retak,
Air tak selamanya tenang, terkadang akan timbul suatu gelombang, karena
hidup tidak ada yang sempurna, segala hal pasti akan mengalami
perubahan”, yang terpenting adalah bagaimana kita menyadari dan menerima
semua itu dengan pikiran yang positif, maka niscaya semuanya akan dapat
dan mampu teratasi (Dp. Bab II, Ayat 21; Appamada Vagga). Buddha
bersabda dalam Atthaloka Dhamma (A.N VIII; 2), yaitu; Lobha (Mendapatkan
Keuntungan), Alobha (Mengalami Kerugian), Yaso (Mendapatkan kedudukan/
Kejayaan/ Kesuksesan), Ayaso (Tidak mendapatkan kedudukan/Keruntuhan/
Kegagalan), Ninda (Dicela, dihina, difitnah), Pasamsa (Dipuji,
dihormati, disegani), Sukkha (Merasakan Kebahagiaan & Kesenangan),
Dukkha (Merasakan Penderitaan & kesusahan). Orang bijaksana
mengajarkan bahwa, guru yang terbaik adalah guru yang telah mengajarkan
sesuatu tidak hanya dari sisi enaknya saja, melainkan ia juga telah
menunjukan sisi rasa pahitnya.
Tetaplah selalu berkarya, jangan pernah pesimis, buatlah semua
menjadi optimis, terseyumlah manis, janganlah pasif tetapi cobalah untuk
selalu aktif. Ingatlah... didunia ini tidak ada yang mengkondisikan
sesuatu terjadi pada diri kita, jika kita tidak menghendaki kondisi itu
terjadi. Apabila kita telah memutuskan untuk melangkah kedepan maka
janganlah sekalipun untuk berhenti, ketika kita berhenti maka akan
menghambat perjalanan arah tujuan yang kita tuju. Jika didepan
perjalanan ada sebuah batu kerikil yang menghadang maka laluilah dengan
suka cita. Sudah saatnya kita MEREVOLUSI hidup menuju hidup yang lebih
baik, kini tiba saatnya memulai pembaruan dan perubahan menuju hidup
yang bahagia.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta,
Semoga Semua Makhluk turut berbahagia,
Sadhu…Sadhu…Sadhu…
Mimbar Agama Buddha
Kamis, 20 Maret 2014
0 komentar:
Posting Komentar