Ia terlahir dikeluarga terhormat, Sehat jasmani rohani, tidak terlahir dalam keadaan cacat, ia memiliki paras yang elok, ia memiliki materi berlimpah, ia merasakan ketenangan dan kebahagiaan. SemuaNya didapatkan melalui kemurahan hati dalam memberi (Catukka Nipata - Anguttara Nikaya)

Pages

DANA KEBAJIKAN DAPAT DISALURKAN MELALUI :

BCA CEMARA ASRI Rek. 8645011119 An. NGADI MULYO or DEWI CHRISTINE....[MEMBUTUHKAN BARANG MATRIAL:: BAJA WF, BESI COR, SEMEN, PASIR, BATU BATA, BATU KALI, KERAMIK, GENTING, BAJA RINGAN ATAP, CAT TEMBOK, PLAFON KUSEN, Dll]... INFORMASI:: Upa. Rudy Rachman (0819888683) Upi. Jenny Salim (061-77747288) Upi. Karista (085261013854) Upa. Edy Susanto (08126543129) atau Y.M Bhante Aggacitto (081269477978) di ITBC Cemara Asri

VIDEO

Pubharama Buddhist Centre. Diberdayakan oleh Blogger.

DOKUMENTASI PBC

Social Icons

Social Icons

Koleksi Video PBC

Koleksi Video PBC

Featured Posts

BUKU TAMU

Kamis, 06 Maret 2014

Oleh: Bhikkhu Aggacitto
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa

PENGALAMAN merupakan buah hasil dari perjalanan hidup yang telah dilalui oleh seseorang. Sumbangsihnya telah banyak memberikan pengaruh besar terhadap perubahan didalam diri seseorang untuk menjadi semakin lebih baik, dan setiap orang mempunyai perbedaan yang tidak sama dalam mendeskripsikan pengalamannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan didalam sabda-sabda Sang Buddha; Pengalaman bukanlah suatu kepercayaan yang membabi buta yang didapatkan melalui cara berimajinasi maupun berfantasi, melainkan sesuatu yang realita yang ditemukan dan didapatkan secara langsung, dengan adanya pengalaman tersebut maka seseorang dapat mengembangkan dirinya dengan nilai-nilai yang luhur untuk menemukan dan mendapatkan pemurnian pikiran maupun kebijaksanaan dari dalam dirinya. 

Buddha bersabda; Kembangkanlah keadaan pikiran dengan tenang, kembangkanlah keadaan pikiran dengan seimbang; baik ketika dipuji maupun dicela oleh orang lain. Bebaskanlah pikiran dari rasa benci, bebabaskanlah pikiran dari bangga diri, dan arahkan jalan hidupmu dalam kedamaian. (Sutta Nipata; 702). Semua kondisi yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan bukanlah karena ada pengaruh dari luar, melainkan semuanya ada dan terjadi karena diri kita sendiri. “Di kehidupan ini ia menderita, di kehidupan yang akan datang ia juga menderita. Di kehidupan sekarang ia bahagia dan di kehidupan yang akan datang ia bahagia, semuanya di karena perbuatannya sendiri” (Dhammapada Yamaka Vagga I;15-16).
 
Ketika kondisi yang menyenangkan diterjadi hendaknya kita tidak menyombongkan diri atas apa yang kita capai saat ini, dan sebalinya ketika kondisi yang tidak menyenangkan terjadi hendaknya kita menjadikannya sebuah evaluasi diri. Hidup kita tidaklah selalu manis dan hidup tidaklah selamanya indah, kedua-duanya selalu silih berganti karena itu bagian perpaduan yang akan menjadikan makna hidup yang sesungguhnya. Kerumitan hidup tidak akan pernah dapat mampu kita prediksikan secara pasti, tetapi semuanya dapat kita jalani dengan keseimbangan.

Janganlah pernah meratapi, kecewa ataupun benci terhadap pengalaman pahit yang pernah terjadi didalam kehidupan kita. Sadarilah, renungkanlah dan lepaskanlah, bahwa itu semua adalah pelajaran yang akan membuat kita tumbuh berkembang menjadi lebih bijaksana. Untuk itu sangat penting sekali bagi kita agar selalu sadar setiap saat. “Kesadaran adalah jalan menuju kekekalan. Ketidaksadaran adalah jalan menuju kematian, mereka yang sadar seolah-olah hidupnya tidak akan mati, tetapi orang yang tidak sadar seolah-olah hidupnya telah mati” (Dhammapada Appamada Vagga II;21). Hiduplah saat ini dan lihatlah saat ini, yang lalu biarlah berlalu dan yang terpenting adalah saat ini. Karena apa yang kita lakukan saat ini akan menentukan hari esok, baik tidaknya hari ini yang kita lakukan akan sangat berpengaruh terhadap hari esok. Cobalah untuk berpikir positif, selalu kreatif, aktif dan berinovatif, serta berusahalan untuk selalu optimis. Maka niscaya hidup akan semakin lebih hidup.

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Saddhu…Sadhu…Sadhu… 
Diakses Melalui: Mimbar Agama Buddha, 6 Maret 2014

0 komentar:

Posting Komentar