Oleh: Bhikkhu Khemanando Thera
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
SAAT kebahagiaan yang kita rasakan sirna, janganlah
mencoba untuk menyesalkan waktu, ingatlah siapa yang menguasai waktu,
siapa yang memiliki waktu dan siapa yang berkehendak terhadap waktu
disaat dulu maupun yang akan datang…? Hanya kita sendirilah yang bisa
memanage waktu. Janganlah ada kata, “seandainya dulu”, “coba dulu
saya…”, “mestinya saya dulu..”,dan lain-lain. Semuanya yang telah
terjadi itulah yang perlu kita renungkan. Saat semua yang telah terjadi
tak perlu disalahkan dan disesalkan. Semuanya itu adalah cara kita
memberi pelajaran bagi diri kita sendiri (jika tidak boleh dikatakan
kelemahan atau kekurangan atas diri kita sendiri), memberi hal-hal yang
tak akan ada disekolah, bukan materi pelajaran, semua yang terjadi itu
adalah pengalaman yang terbaik kita untuk menapaki dan menjalani hidup
yang masih menanti didepan sana.
Banyak hal yang harus kita ambil dari apa yang terjadi dimasa lalu,
dari pengalaman sendiri maupun dari apa yang terjadi disekitar kita.
Janganlah terlarut dalam kesedihan masa lalu, kalaupun itu terjadi
cukuplah satu malam saja, dan sambutlah hari esok dengan bahagia.
Bersyukurlah, itu kunci agar kita tak larut dalam kesedihan. Hidup
ini mudah jika kita terbuka. Terbuka melihat hal-hal kecil disekitar
kita, terbuka menerima cobaan yang sedikit menghambat perjalanan kita,
terbuka dalam berpikir begitu beruntungnya kita jika dibandingkan dengan
orang lain, dan masih banyak lagi keterbukaan yang harus kita lakukan
dalam menyikapi hidup. Untuk selanjutnya kita perlu berterima kasih
kepada orang-orang yang telah memberi kesempatan yang indah untuk kita.
Terutama mama dan papa kita. Itulah Bersyukur.
Dengan bersyukur, ibarat kita punya uang seribu saja kita merasa
kaya. Selain itu, bersyukur merupakan obat ampuh untuk mengobati sifat
iri. Yah…sifat dimana kita merasa cemburu ketika orang lain bahagia,
sifat yang menunjukkan kalau kita tidak punya sesuatu yang bisa kita
banggakan atau bahkan sifat yang bisa menghambat kehidupan kita.
Tidaklah sulit untuk melakukan ini. Hanya perlu kepekaan terhadap apa
yang telah kita miliki dan peka terhadap sekitar kita.
Akhirnya, untuk hari ini saja marilah kita coba meluangkan waktu
sejenak untuk mensyukuri akan apa yang telah kita dapatkan dan miliki.
Bersyukur akan waktu dan kesempatan hari ini. Bersyukur akan kesehatan
dan seluruh organ tubuh yang masih kita miliki. Bersyukur akan
orang-orang yang kita cintai; orang tua kita, saudara-saudara kita,
bersyukur akan teman-teman kita yang senantiasa ada menemani;
teman-teman yang selalu ada disaat kita bahagia ataupun sedih. Bersyukur
akan pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui, bersyukur akan
tanggung jawab yang kita miliki; tanggung jawab yang menjadikan kita
orang yang lebih baik dari hari ke hari, bersyukur akan kebaikan yang
dapat kita berikan kepada orang lain; kebaikan yang dapat menjadikan
dunia tempat yang lebih menarik, bersyukur karena kita selalu diberi
kesempatan untuk mencintai dan kesempatan untuk menjadi orang yang
dicintai sehingga hidup menjadi penuh berarti. Hanya untuk hari ini saja
marilah kita coba untuk bersyukur, karena siapa tahu kita sudah tidak
punya kesempatan lagi untuk bersyukur, karena siapa tahu kita sudah
tidak punya kesempatan lagi untuk bersyukur esok hari. Setiap saat
setiap waktu anda mengeluh, anda selalu merasa kurang bersukur, anda
sebenarnya tidak sedang melakukan kesalahan, karena memang begitulah
sebenarnya manusia. Manusia tempat kekurangan dan kesempurnaan itu ada
karena kita saling melengkapi. Tapi taukan anda ketika anda mengeluh
berapa waktu yang anda gunakan untuk mengeluh, kenapa anda tidak mencoba
untuk menggunakan waktu itu untuk berpikir merencanakan sesuatu untuk
hari esok. Ketika anda merasa kurang, bukankah itu sebuah pemacu kita
untuk mencari yang lebih. Bahkan ketika anda kurang merasa puas bukankah
itu adalah tolok ukur kemampuan kita yang akan lebih baik kalau kita
tinggatkan. Dan ketika anda kurang bersyukur kenapa anda tidak memulai
dari sekarang untuk mensyukuri apa yang ada. Kenapa harus menunggu hari
esok kalau kita bisa melakukan sekarang. Tunggu apalagi, inilah
keajaiban bersyukur…..
Diakses : Mimbar Agama Buddha Harian Analisa Medan
http://analisadaily.com/news/read/keajaiban-bersyukur/2549/2014/01/30
0 komentar:
Posting Komentar