Ia terlahir dikeluarga terhormat, Sehat jasmani rohani, tidak terlahir dalam keadaan cacat, ia memiliki paras yang elok, ia memiliki materi berlimpah, ia merasakan ketenangan dan kebahagiaan. SemuaNya didapatkan melalui kemurahan hati dalam memberi (Catukka Nipata - Anguttara Nikaya)

Pages

DANA KEBAJIKAN DAPAT DISALURKAN MELALUI :

BCA CEMARA ASRI Rek. 8645011119 An. NGADI MULYO or DEWI CHRISTINE....[MEMBUTUHKAN BARANG MATRIAL:: BAJA WF, BESI COR, SEMEN, PASIR, BATU BATA, BATU KALI, KERAMIK, GENTING, BAJA RINGAN ATAP, CAT TEMBOK, PLAFON KUSEN, Dll]... INFORMASI:: Upa. Rudy Rachman (0819888683) Upi. Jenny Salim (061-77747288) Upi. Karista (085261013854) Upa. Edy Susanto (08126543129) atau Y.M Bhante Aggacitto (081269477978) di ITBC Cemara Asri

VIDEO

Pubharama Buddhist Centre. Diberdayakan oleh Blogger.

DOKUMENTASI PBC

Social Icons

Social Icons

Koleksi Video PBC

Koleksi Video PBC

Featured Posts

BUKU TAMU

Kamis, 06 Maret 2014

Mimbar Agama Buddha
Oleh: Bhikkhu Aggacitto


Namo Tassa Bhagavato Arahatto Sammasambuddhassa

Apamado amatam padam, pamado maccuno padam

Appamatta na miyanti, ye pamatta yatha mata
“Kesadaran adalah jalan menuju kekekalan, kelengahan adalah jalan menuju kematian.
Orang yang sadar seolah-olah hidupnya tidak pernah mati, tetapi orang yang lengah seolah-olah hidupnya telah mati”
(Dpd. Appamada Vagga; II-21)

Seiring dengan pesatnya perkembangan Era globalisasi, telah banyak merubah peradaban manusia, baik mulai dari cara pola berpikir, kepribadian, perilaku, hingga pada cara hubungan sosial berbudaya. Tidak dipungkiri lagi perubahan tersebut telah membawa dua dimensi yang berbeda, membawa perubahan sisi positif dan sisi negatife, serta dengan adanya peningkatan tuntutan hidup dan kerasnya persaingan hidup akhirnya berdampak munculnya ganguan mental atau ketidak seimbangan batin, baik secara internal maupun secara eksternal. Sudah tidak terhitung lagi jumlahnya saudara-saudara kita yang gagal dalam menyesuaikan perubahan tersebut.

Kehidupan manusia akan semakin jauh lebih baik, akan semakin lebih mulia, akan semakin lebih tenang dan damai apabila manusia mencapai keseimbangan hidup yaitu keseimbangan Batin secara Spiritual, tanpa itu semua kehidupan manusia akan menggalami kerapuahan yang berefek kepada gangguan mental. Kesehatan Mental merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia (Sumiati, dkk, 2009). Perkembangan manusia akan melewati suatu proses dialektik yang harus dilalui dan hasil dari proses dialektik ini adalah salah satu bagian dari kekuatan dasar manusia menuju “harapan, kemauan, hasrat, kompetensi, dan kebijaksanaan”, Perjuangan diantara dua kutub ini meliputi proses didalam diri individu/psikologis dan proses di luar diri individu/ sosial (Ericson).

Dari sinilah perlu kita renungkan bersama, mengapa Sang Buddha Gotama jauh sebelum 26 Abad yang lampau, jauh sebelum ilmu pengetahuan sains berkembang beliau memberikan nasehat yang perlu kita jadikan ispirasi bersama, yaitu “Apamado amatam padam, pamado maccuno padam, Appamatta na miyanti, ye pamatta yatha mata, yang artinya Kesadaran adalah jalan menuju kekekalan, kelengahan adalah jalan menuju kematian dan orang yang sadar seolah-olah hidupnya tidak pernah mati, tetapi orang yang lengah seolah-olah hidupnya telah mati”. Dalam proses menyeimbangkan kesadaran itu, memang kita tertuntut untuk melakukan tindakan-tindakan positif baik melalui:
  1. Pengembangan sifat-sifat Caga yaitu tentang praktik kemurahan hati (Dana) yang bertujuan untuk meningkatkan benih-benih welas asih, yang bermanfaat bagi diri kita dalam melemahkan rasa ego, kebencian dan keserakahan yang membabibuta. 
  2. Pengembangan Pancasila Buddhis (Moralitas) yang bertujuan dan berfungsi sebagai alat control/pengendali terhadap perilaku yang akan kita lakukan, sehingga dengan tercapainya pengendalian diri yang baik akan memungkinkan kondisi batin jauh dari keburukan.
  3. Pengembangan Sati-Sampajanna (Samadhi) melalui bermeditasi maka banyak hal yang akan dapat diperoleh, baik sebagai perenungan (Vimamsa), relaksasi, dan yang terpenting berfanfaat sebagai media untuk melihat diri sendiri yang sesungguhnya, selain itu juga maanfaatnya akan dapat kita gunakan untuk melemahkan kekotoran batin kita masing-masing. 
Tiga hal sederhana dari tindakan-tindakan tersebut jika dikembangkan dengan baik maka hasil buahnya akan berfungsi meregresi dengan energi-energi positif didalam pikiran dan kesadaran kita, sehingga kekokohan didalam diri kita akan semakin kuat dan terjaga dengan baik meskipun kondisi lingkungan tidak mendukung sekalipun. Utthanavato satimato sucikammassa nisammakarino sannatassa ca dhammajivino appamattassa yasobhivaddhati yang artinya seseorang yang penuh semangat dan selalu sadar, murni dalam perbuatannya serta memiliki pengendalian diri dan selalu hidup sesuai dengan dhamma, selalu menjaga kewaspadaan maka kebahagiaannya akan semakin bertambah” (Dpd. Appamada Vagga II-24).

Seperti halnya disalah satu radio Australia memberitakan dimana seorang veteran perang Amerika Jason Lebrecht bergelut menghadapi kecemasan, kesepian dan depresinya berat, akhirnya ia mendapati jawaban bagi masalahnya ada dalam dirinya sendiri.  Ia merupakan satu dari semakin banyak veteran bermasalah yang berpaling ke MEDITASI, khususnya apa yang disebut transcendental meditation (TM). Dalam hasil penelitian Dr Renae Ireland menyatakan, salah satu daya tarik besar dari meditasi adalah karena begitu berbeda dari treatment yang standard, yang dikenal dengan istilah prolonged exposure therapy.

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitata
Semoga semua makhluk turut berbahagia, Sadhu…
Sadhu… Sadhu… Sadhu…
Diakses melalui; Mimbar Agama Buddha Harian Analisa Medan 6 Januari 2014

0 komentar:

Posting Komentar